Rabu, Oktober 29, 2008

YANG TERPILIH


Tak kusangka aku bisa kontak dengan kawan lama. Benar-benar kawan lama, dia teman SD. Kami satu sekolah di sebuah kota kecil kabupaten dekat pesisir laut selatan. Kota dimana aku lahir dan menikmati udara pesisir dari masa kanak-kanak hingga remaja SMP. Kota buntu, itulah sebutannya karena memang kota kecil ini ada di pojok, dikelilingi air dan lautan hanya ada satu jalan darat menuju ke luar kota. Cilacap, sebuah kota seribu makna hingga kini tak kan kulupa.

Yoyon, dialah kawan lamaku.. Hanya sedikit yang kuingat tentang dia saat masih SD, kurus, kecil, kulit agak hitam, culun banget. Kabarnya sekarang, dia sudah berbeda, ada seorang teman lain yang bertemu dengannya dan pangling. Padahal mereka satu SMA, bagaimana dengan aku, yang jauh lebih lama tidak bertemu dengannya? Bisa bingung kali.. Satu hal yang kutahu pasti, dia sudah "berbeda" namun tetap sama.

Dialah yang terpilih.. Proficiat untukmu, Rm Yoyon OMI

4 komentar:

Widiyanti mengatakan...

Halo juga Mia (Nama panggilannya Mia ya..). Salam kenal, salam ketemu, dan terimakasih udah main di blogku. Senag juga bisa ketemu sekarang. Boleh aja kita nge-link blog. Cuma aku kurang rajin ngeblog, maklum punya 2 anak kecil juga kerja. Jadi waktunya susah banget. Yang pasti tiap weekend baru bisa buka, itu aja buat psting kejar kejaran bgt waktunya ama anak tidur. anyway, seneng banget bisa ketemu kamu dan kenal ama kamu. Duilu udah kenal tapi lama gak sua jadi agak lupa kayak apa ya..
contact lagi next time..
best regads...

MIA Wulandari mengatakan...

Ya mbak..thanks kunjungannya.. Pasti Mbak tahu aku kok.

Anonim mengatakan...

Wah wajah up date mu kayo kuwi tho ...aku pangling. Matur nuwun banget atas semuanya. Moga-moga ini jadi awal "kuperkerjakan dirimu secara paksa" sebagai anggota freelance Tim panggilan OMI, khusus nulis-nulis tentang kegiatan OMI. OKey tho ...
Sekali lagi Tengkiu yes ...

Yoyon

MIA Wulandari mengatakan...

Thanks banget atas kunjunganmu kesini. Pekerjaan spt apa tuh? Bolehlah, selagi aku bisa bantu