Jumat, November 27, 2009

HARI TERAKHIR

Diana hanya bisa mengingat hari terakhir bertemu dengan Dan sekitar 2 bulan yang lalu. Komunikasi seminggu pertama lancar. Merah hijau kuning bagai bunga, demikian juga hati Diana. Memasuki satu bulan terakhir nafas Dia tersendat lagi, apalagi kalau bukan karena kelakuan Dan. Untuk kesekian kali kesabaran Dia masih diuji. Dan menghilang timbul tenggelam tak ada kabar berita.

"Aku sedang ada urusan dan aku ada di luar kota, Di..", demikan bacaan singkat di ponsel Dia setiap kali ditanya ada apa dan mengapa. Jawaban yang memuakkan bagi Dia. Yang ada Dia uring-uringan bawaannya marah. Semakin marah, Dan semakin diam. Diana tahu watak Dan tapi Diana nekad. Terus menerus mempertanyakan komunikasi yang tak
lancar.

Terakhir bahkan, Dan memberitahukan kalau Dia tak perlu lagi mengirim sms atau telpon via ponsel. Gila apa? Lewat apa aku harus komunikasi dengan kamu, Dan... teriaknya. Mengapa kamu tega berbuat seperti ini kepadaku... Kutanyakan kepadamu waktu itu, "Dan, apakah engkau menginginkan perempuan lain?" Kau jawab dengan tegas, "Tidak". "Dan, apakah engkau masih sayang aku?" Kau jawab lantang,"Ya, Diana. AKu akan selalu sayang kamu sampai kapanpun".

Dua bulan berlalu, Dan... aku sangat rindu padamu

DI UJUNG TANDUK

Kala asaku bergoyang di ujung tanduk
berkalung sekarat berkedip-kedip lemah
jika pupus, musna nyawa sudah
lelah menempuh jalan lautan saat

Malam itu dian sedikit sedikit berminyak
aku menatap
nyalanya mulai berpendar-pendar
aku tak percaya
Bibirku bergetar coba meraba
ternyata realita

Pandangi mukjijat kecil yang terjadi
asaku masih sepanjang jalan
biarlah kupupuk agar tumbuh
akan kusiram setiap surya datang
sebagai ungkap syukur dan bakti
pada Sang Waktu yang telah beri

Selasa, November 10, 2009

KUDENGAR SUARAMU

Semalam kudengar suaramu...
menyejukkan dalam duka duriku
membangkitkan seribu suka
yang jutaan detik telah mati

sesak gembira berdesak-desak
tak ingin lepaskan irama
detak jantung yang mengejar
demi sebuah kerinduan

nada bas terngiang-ngiang
tertiup bayu menyentuh kalbu
malaikatpun berbaris berarak
menyambut sang hati...
janganlah kau ambil lagi bahagiaku