Jumat, Januari 09, 2009

PRAMBANAN SAAT KINI

Jika Anda pergi ke Yogya, apakah yang terlintas dalam benak? Malioboro? Kraton? Lesehan? Ada satu tempat yang cukup indah. Dari Yogya menuju timur ke arah kota Klaten ada sebuah tempat wisata yang bisa dikunjungi. Meski sekarang dalam renovasi karena gempa dahsyat melanda Yogya dan sekitarnya beberapa waktu lalu, sekarang sudah dibuka untuk wisatawan.

Berkunjunglah sejenak di taman wisata Candi Prambanan. Di sini banyak acara dan area untuk bersantai dan menikmati keteduhan sang bayu. Candi yang masih dalam tahap renovasi masih tidak diperkenankan untuk dikunjungi apalagi masuk dalam bangunannya. Namun jangan kawatir, ada beberapa candi yang dapat dilihat dari dekat dan para pengunjung boleh masuk ke dalam candi.

Selain candi Prambanan yang disebut juga candi Roro Jonggrang, ada Candi Sewu dan Candi Bubrah. Ada area untuk bermain anak. Ditawarkan di sana berbagai macam permainan dari bom-bom car, jungkat-jungkit, ayunan dan banyak yang lain. Juga ada kereta yang meluncur melwati area candi Sewu dan Candi Bubrah, hal ini ditujukan bagi pengunjung yang tidak ingin jalan kaki. Tentu juga karena tempatnya agak jauh dari Roro Jonggrang.

Ada museum juga. Di sana bisa dilihat awal pembuatan candi (meski mungkin bukan awal mula), pemugaran sebelum terkena gempa dans etelah terkena gempa. Juga arti tentang masing-masing candi yang melambang dewa-dewa Hindu. Sejarah yang tak ternilai, bisa kita ketahui dari sini. Tak jauh dari museum ada kuda yang dapat ditunggangi para pengunjung, saat itu untuk menunggang kuda harus bayar Rp. 20.000,-.. weleh..weleh...

Jika berkunjung kemari, akan disapa dengan alunan musik keroncong, campur sari dan tembang Jawa. Juga sapaan para penjual pecel di tiap sudut, di bawah pohon dan di taman yang asri nan luas. Silakan mampir di suaru pondok terbuka dan duduk lesehan sembari makan pecel bakmi goreng dengan bakwan. Bukan makanannya, karena makanan itu makanan sederhana, namun suasana yang terasa tentram...

KERIUHAN NATAL


Pagi hari, hari itu hari raya Natal. Natal pagi aku ajak anak-anak ke Gereja St Antonius Kotabaru, Yogyakarta. Misa Natal Anak. Begitu banyak anak-anak berada di dalam dan di luar gereja. ada tempat khusus anak-anak dengan gelaran tikar di depan altar. Riuh rendah tetap mewarnai misa kali itu. Ciri khas anak-anak bila bertemu dengan teman-teman sebaya. Tak dapat dipungkiri dari awal hingga akhir misa selalu saja ada keramaian.

Tak henti-hentinya pendamping Bina Iman Anak mengingatkan untuk hening, terutama saat konsekrasi. Saat dimana mengenang perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus dengan keduabelas muridnya, sebelum wafat dan sengsara di kayu salib. Dan ajaib, saat sakral itu, anak-anak semua hening (suasana yang jauh lebih tenang), semua tertuju dan menyembah akan kehadiranNya.

Kegaduhan terjadi lebih parah saat lepas misa. Pembagian parcel untuk anak-anak tidak teratur, berdesakan dan badan orang tua yang melesak dalam kerumunan membuat gerah. Meski tidak ada yang terluka (duh... kaya pembagian sembako di daerah IDT aja...) semua anak mendapatkan parcel itu. Terlihat semua anak senang.

MALAM NATAL ITU...

Misa Malam Natal kali itu aku ikuti misa di Kapel St Maria Bener, Yogyakarta. Tak kurang dari 1.500 umat memadati kursi di dalam auditorium berkapasitas 1.000 orang. Belum tenda di luar auditorium yang penuh menandakan malam itu banyak umat mengikuti misa. Untung aku bisa duduk paling belakang di dalam ruang auditorium.
Diawali dengan maklumat kelahiran Yesus, saat itu divisualisasikan oleh mudika dan remaja menuju gua. Perarakan misdinar, prodiakon dan romo ke dalam ruang auditorium menuju panggung yang diubah menjadi altar menandakan peringatan kelahiran Anak Manusia akan dimulai. Diiringi lagu-lagu malam natal, membuat suasana syahdu dan hikmat. Tak lama saat Ritus Pembuka, denting kemegahan dalam kemuliaan bertalu-talu.

Meski tak sesuai dengan yang kurencanakan (aku pernah berencana ikuti misa di daerah pedesaan), tetap saja malam ini terasa istimewa. Hampir sesuai dengan yang kuinginkan, tanpa kemewahan yang berlebihan. Misa yang menyentuh, prosesi yang mengena, meski Paduan suara belum bisa dikatakan setara dengan Paduan Suara Servi Domini, toh aku bisa mengikuti dengan khusuk. Selamat Ulang Tahun, Yesus...

....kami memuji meluhurkan Dikau...
kami menyembah Dikau..
kami memuliakan Dikau..
kami bersyukur kepadaMu...
karna kemuliaanMu yang Maha Besar....

AWAL LIBURAN


Sumber foto :http://www.pitpass.com/images/headlines/races/singaporeimpression1400.jpg
Liburan Natal kemarin ada kejadian yang cukup membuat kami semua was-was. Perjalanan menuju Cilacap kami tempuh dengan travel yang aku pernah naiki dulu, selagi orang tua berada di Cilacap. Liburan diawali dengan tujuan kota buntu. Ada teman dekat yang pada tanggal 21 Desember 2008 melangsungkan pernikahan.
Oiya... mengapa perjalanan itu membuat was-was. Saat mobil melaju kencang mengarah kota Subang saat itu menjelang tengah malam. Penumpang hanya 5 orang termasuk anak-anakku. Tidak penuh dan lega. Terlelap dalam buaian malam yang menyayat. Masuk dalam tikungan tajam, kantuk terbangun oleh bunyi dentuman. Kemudian mobil berhenti. Sunyi sejenak. Mobil menyerempet, menyenggol dan menabrak mobil yang parkir di pinggir jalan raya. Tak lama seseorang berlari menyusul mobil. Sang sopir turun melihat kaca pintu depan hancur, pintu mobil rusak, penyok dan bodi belakang sebelah kiri mobil mbaret akibat gesekan dengan mobil lawan. Baru setelah kemudian kami tahu, mobil yang ditabrak adalah mobil pengangkut buah rambutan untuk warga sekitar daerah itu.

Belum banyak yang bisa kami lihat dengan keremangan cahaya jalan. Kami tetap di dalam mobil menunggu sang sopir yang kemudian datang dengan orang tersebut -entah siapa-. Mobil berjalan menuju ke sebuah restoran atau semacam itu. Tempat istirahat sejenak para sopir travel dari Jakarta. Kami turun dan melihat kerusakan mobil. Entah apa yang dibicarakan di dalam ruangan resto sederhana itu.

Kami, para penumpang dipindahkan ke mobil lain dengan tujuan sama. Dan yang kami tahu, sopir dengan orang daerah itu membicarakan hal yang serius. Kami meneruskan perjalanan dengan berdoa agar kami semua selamat sampai tujuan

Minggu, Januari 04, 2009

NATALIE, MALAIKAT KECILKU

Ternyata 2008 lewat dengan selamat. Banyak hal yang tak bisa lewat begitu saja. Tanggal 27 Desember kemarin, dua hari setelah hari Natal, kubuat sesuatu agar sedikit istimewa. Mengenang 6 tahun yang lalu... Maria Gratia Lintang Natalie. Dengan penuh kekuatan dengan sekali mengejan... diiringi deru peluh dan jerit. Natalie kini usiamu tambah satu Nak.

Hari itu, Nat sangat gembira -amat sangat- bahkan, dia sudah tidak sabar ingin meniup lilin dan segera memotong kue tartnya. Bukan pesta, saat itu malah aku sempat lupa untuk menjepret malaikat kecilku. Hanya doa bersama di ruang keluarga. Aku hanya ingin memaknai hari istimewanya bukan dengan kemewahan. Dari sini kukatakan bahwa pesta bukanlah segalanya. Wujudnya adalah rasa syukur.

Natalieku, Ibu doakan untuk seluruh hidupmu agar selalu bahagialah adanya. Cinta Ibu sepanjang hidupmu, Sayang...