Selasa, Maret 29, 2011

mengeja kata

jika kau tak suka mengeja kata
dengan apa hendak kau urai rasa
mengapa harus dengan bisu
jika bibir tak kelu

jika ada rindu
apakah harus berbagi resah
cukuplah urai tiga kata
pada hati penuh gulana

Rabu, Maret 23, 2011

ia berbisik

lelakiku, begitu ia mulai berbisik
kepada daun yang akan jatuh
kering meranggas pada rantingnya
lalu meredup seumpama sinar senja

dengarkah melodi yang baru saja melagu
mengitari gemintang agar berkedip
ia mulai gundah, menanti lelakinya
namun tak lelah tembangnya mengalun

jika kau hadir disini, bisiknya
kau akan lihat lukisan di wajahku
warna lembayung menggayut rindu
inginkan senyum sapa terangkai kembali

Jumat, Maret 18, 2011

masuk dalam kalbu

masuklah dalam kalbuku
kau akan tahu
sebongkah cintamu
masih ada disitu

bukalah pintu hatiku
ada biru disana
seperti lautan
itulah warna cintaku

sentuhlah, hangatkan
jiwa yang dingin
dalam penantian
dan kerinduan

Minggu, Maret 13, 2011

ada yang hilang

Ia mulai menulis. Satu kata tidak cukup. Dua kata terasa kurang. Tiga kata semakin hampa. Seperti itulah hatinya. Terasa ada yang hilang. Ia kembali mencoba menuliskan apa yang ia rasakan saat malam itu. Saat pucuk-pucuk keinginan berlomba memenuhi ruang-ruang kosong.

Kisah hidupnya tidak menarik. Ia sadar betul akan dirinya. Semakin ia tahu akan gejolak hatinya semakin kelabu matanya. Ia hanya ingin memaknai hidupnya, hingga yang sederhana pun akan terasa istimewa. Maka dengan ketulusan ia mampu berikan yang ia miliki. Tidak terukur yang harus ia bayarkan, ia tak peduli. Hanya keikhlasannyalah yang berjalan tak terkikis oleh caci.

Dan pada sebuah malam, ketika ia inginkan ada sebuah kata atau bahkan kalimat -sebagai penguat jiwanya yang sempat rapuh- ia tetap tak dapatkan. Sempat teriris asanya yang ia pupuk pada tiap titian harinya demi sebuah keteguhan. Tidak akan dan tidak pernah berubah, meski sebagai anak manusia ia tetap pernah salah.

Ada yang hilang, menguap entah kemana. Atau tertiup sang bayu. Entahlah. Mendesir hatinya saat tersayat sepi. "Katakan sesuatu, agar jiwaku tak lagi dahaga", rintihnya. Bahkan saat ia menikmati malam itu, mencari-cari kenangan yang sempat terlukis jelas dalam hidupnya. Ia inginkan itu kembali.

Selasa, Maret 01, 2011

kemanakah ia kini?

didapatinya hampa
tercenung
bertanya dalam hati
dan berpikir

kini pada sebuah tanya
apakah arti cinta?
semakin sunyi
lalu kembali sedih

bergulat dengan dirinya sendiri
tiada yang menolong
cinta, kemanakah ia kini?

dingin

dingin
sedingin jiwanya
lalu beku menyelimuti

layu
hatinya tidak berbunga
seperti akan mati

masuk dalam hening
didapatinya sepi
kemudian perih
merintih bersama tangis
yang telah menjadi teman setianya