Jumat, September 11, 2009

KESAL SEGUNUNG (2)


Diana mendapatkan dirinya terlalu lelah. Dayanya menguap seiring habisnya kekuatan untuk menghubungi Dan, pujaan yang bertahta di hatinya. Sepulang dari sore hampa karena Dan mengingkari janji bertemu, Dia berusaha menghubungi ponsel Dan. Kemarahan sudah lewat, hanya ada kepasrahan dan beribu tanya membekas pikiran Dia.

Sepanjang perjalanan tangannya otomatis menekan nomer yang dia hafal, bahkan sembari terpejam sekali pun, tangannya akan dengan benar mencet nomer kekasihnya. Bukan tidak aktif, justru nada masuk yang menjerit-jerit namun tidak ada jawaban di seberang sana. Kemanakah dirimu, wahai matahariku?, teriak hati Dia. Beberapa terakhir sesudah itu malah ponsel Dan sibuk. Lengkap sudahlah penderitaan Dia sehari ini.

Hanya short message saja yang terkirim berharap Dan membaca dan tergerak hatinya. Terbuat dari apakah hatimu, sayang? Lupakah dengan yang kamu katakan kemarin, ketika pelangi warnai hidup kita. Ketika kamu akan menjemputku dalam luapan bahagia yang hanya kita yang punya. Lupakah kamu? Diana hanya terpekur memandangi benda mungil segiempat di tangannya.

Lelahku malam ini akan kugantungkan dan aku berdoa untukmu. Hanya untukmu. Untukmu juga cintaku, Dan

JEPRETAN KASIH SAYANG

Ketika surya sombong di siang bolong...
dekat denganmu membuatku tetap sejuk
ketika lelah menerpa dengan sejuta cuaca
senyummu tetap membuatku terhibur
potretlah kebahagiaan kita
untuk menjadi tanda ketidaksempurnaan
dan bahwa kita menjadi saksi
sebuah kemustahilan

Rabu, September 09, 2009

PUJANGGA

Hanya kamu, cuma kamu. Percayalah
dan kamu boleh percaya kata-kataku,
kata seorang pujangga ksatria
kepada dewi bulan yang muram
merengut hendak merajuk cinta pujangga
yang amat dipuja

dewi bulan tak hanya percaya
sinarnya tergantung dari pujaannya
demi sebuah angan dan harapan
bahagia hendak dicapai
bersama dengan ksatrianya
muram terhapus bukan khayalan

melintasi langit bertabur bintang asmara
menggapai pusaran laut surgawi
diiringi tembang merdu malaikat
sang pujangga membawa dewi bulan
di dunia penuh warna telaga