Kamis, Mei 05, 2011

menu malam ini: gelap

sempurna sudah menu malam ini
dengan warna gelap penutupnya
berkembang indah melayang-layang

kubuka mataku lebar-lebar
biarkan nanar menembus bayang
mencari sinar di balik selendang

menatap makin lama
makin jelas kekelaman
kututup saja layar
agar hati tenang

Rabu, Mei 04, 2011

berhias gerimis

malam-malamku kini berhias gerimis
tak kujumpai lagi langit berwarna
seperti kala itu, selalu ada pelangi

pagiku pun tak ada embun
habis dibabat oleh angin kering
kini hanya padang gurun

jika kulihat kilau
kudekati, berharap sebuah oase
ternyata fatamorgana

Minggu, April 03, 2011

tidak lebih penting


yang satu tidak lebih penting dari yang lain
aku tidak berpikir kamu lebih penting
atau dia lebih penting
bukan aku membandingkan

semua biasa saja
berjalan biasa saja
tidak masalah menurutku

kalau aku jujur,
tidak ada timbulnya keinginan
tidak ada lagi
....

(dan mulailah hujan rintik-rintik
lalu lebih deras menghujam bumi)

bukan biasa-biasa saja

tak bisa kulakukan
tak biasa pula kukatakan
kepada jamak orang
sebab hanya kepadamu

ini bukanlah biasa-biasa saja
kau bukan biasa-biasa saja
begitu pula yang sudah kuberikan
bukan biasa-biasa saja

Selasa, Maret 29, 2011

mengeja kata

jika kau tak suka mengeja kata
dengan apa hendak kau urai rasa
mengapa harus dengan bisu
jika bibir tak kelu

jika ada rindu
apakah harus berbagi resah
cukuplah urai tiga kata
pada hati penuh gulana

Rabu, Maret 23, 2011

ia berbisik

lelakiku, begitu ia mulai berbisik
kepada daun yang akan jatuh
kering meranggas pada rantingnya
lalu meredup seumpama sinar senja

dengarkah melodi yang baru saja melagu
mengitari gemintang agar berkedip
ia mulai gundah, menanti lelakinya
namun tak lelah tembangnya mengalun

jika kau hadir disini, bisiknya
kau akan lihat lukisan di wajahku
warna lembayung menggayut rindu
inginkan senyum sapa terangkai kembali

Jumat, Maret 18, 2011

masuk dalam kalbu

masuklah dalam kalbuku
kau akan tahu
sebongkah cintamu
masih ada disitu

bukalah pintu hatiku
ada biru disana
seperti lautan
itulah warna cintaku

sentuhlah, hangatkan
jiwa yang dingin
dalam penantian
dan kerinduan

Minggu, Maret 13, 2011

ada yang hilang

Ia mulai menulis. Satu kata tidak cukup. Dua kata terasa kurang. Tiga kata semakin hampa. Seperti itulah hatinya. Terasa ada yang hilang. Ia kembali mencoba menuliskan apa yang ia rasakan saat malam itu. Saat pucuk-pucuk keinginan berlomba memenuhi ruang-ruang kosong.

Kisah hidupnya tidak menarik. Ia sadar betul akan dirinya. Semakin ia tahu akan gejolak hatinya semakin kelabu matanya. Ia hanya ingin memaknai hidupnya, hingga yang sederhana pun akan terasa istimewa. Maka dengan ketulusan ia mampu berikan yang ia miliki. Tidak terukur yang harus ia bayarkan, ia tak peduli. Hanya keikhlasannyalah yang berjalan tak terkikis oleh caci.

Dan pada sebuah malam, ketika ia inginkan ada sebuah kata atau bahkan kalimat -sebagai penguat jiwanya yang sempat rapuh- ia tetap tak dapatkan. Sempat teriris asanya yang ia pupuk pada tiap titian harinya demi sebuah keteguhan. Tidak akan dan tidak pernah berubah, meski sebagai anak manusia ia tetap pernah salah.

Ada yang hilang, menguap entah kemana. Atau tertiup sang bayu. Entahlah. Mendesir hatinya saat tersayat sepi. "Katakan sesuatu, agar jiwaku tak lagi dahaga", rintihnya. Bahkan saat ia menikmati malam itu, mencari-cari kenangan yang sempat terlukis jelas dalam hidupnya. Ia inginkan itu kembali.

Selasa, Maret 01, 2011

kemanakah ia kini?

didapatinya hampa
tercenung
bertanya dalam hati
dan berpikir

kini pada sebuah tanya
apakah arti cinta?
semakin sunyi
lalu kembali sedih

bergulat dengan dirinya sendiri
tiada yang menolong
cinta, kemanakah ia kini?

dingin

dingin
sedingin jiwanya
lalu beku menyelimuti

layu
hatinya tidak berbunga
seperti akan mati

masuk dalam hening
didapatinya sepi
kemudian perih
merintih bersama tangis
yang telah menjadi teman setianya

Minggu, Februari 27, 2011

tiada habisnya

tiada habisnya aku mengingat
segala kata yang telah kauucap
biarlah sebagai penguat
kala malam aku meratap

mutiara darimu menyembul satu persatu
saat kaukatakan sayang
hingga tujuh puluh kali dalam sehari
dan aku mabuk kepayang

kemudian kutulis puisi
yang kauminta untuk temanimu
lalu kau tersenyum sambil berbisik
sungguh, aku cinta padamu

duka dilaluinya

meski duka dilaluinya
ia simpan sendiri
membeku di ujung hati

meski pedih menyayat sembilu
ia tetaplah pada cintanya
yang selalu ia jaga

meski sunyi selalu menghampiri
ia akan tetap tersenyum
karena kasihnya tiada tara

ia bertanya dalam hatinya,
kekasihku, taukah engkau
besarnya cinta yang kumiliki
untukmu?

nanar matanya

nanar matanya menatap jejeran huruf
berkedip-kedip hanya memastikan
yang tertulis masih berbunyi sama
tidak berubah menjadi kata yang manis

ia berusaha menghapusnya
tapi tak bisa
lalu memalingkan kepalanya
kalimat itu masih ada

perlahan ia beringsut
berusaha menata hatinya
yang sontak bagai teriris
ia rasakan sangat perih

dalam bingungnya ia hanya berteman tangis
seperti saat petang gerimis tiada henti
begitu pula dengan matanya
mampu kucurkan berkubik-kubik air

Minggu, Februari 20, 2011

kesenyapan

ada kesenyapan mengiris-iris hatinya
saat disadari kesunyian merajam
ia berlayar di samudra kesedihan
mencari dermaga yang tertutup kabut

kadang dirasakannya seperti sia-sia
putus asa menggayuti sepanjang masa
kecewa bagai daun layu lalu luruh
segunung cemas membuncah menerpa

kembali ia memasuki ruang rindu
gamang ia melangkah, tak mudah
karena asanya sempat patah
kemudian angin berdesir lembut

ia mulai berjuang bangkit menggenggam
yakin akan cintanya yang tak akan pudar
selagi bisa ia akan hias pelangi
meski kerinduan masih menderanya

pertengahan november

pertengahan november tahun lalu
waktu itu milik kita
penuh dengan cinta
sarat kata mesra
dengan tatapan mata
dan hangatnya rasa

saat kukenang kini
kasihmu saat itu tiada tara
kurindu kau kini
dengan segala yang dulu kaupunya

Minggu, Februari 13, 2011

aku mencintaimu

aku mencintaimu...
hanya kepadamu
dan akan selalu mencintaimu

kau begitu berarti bagiku
berada di relung hatiku
dan tetap disitu
karena di situlah tempatmu

aku mencintaimu...
hanya kepadamu
dan akan selalu mencintaimu

Minggu, Februari 06, 2011

aku bisa memeluknya

aku bisa memeluknya!
hal yang terindah menjelang petang
seakan ingin ku berteriak
pada langit bumi dan jagat semesta
dan berkata: inilah yang kukasihi

lihatkah wahai awan
betapa aku sangat mencintainya
tidakkah kau lihat
bagaimana aku memeluknya
dengan kerinduan yang segunung
dan kasih yang tak terhingga

aku tidak bisa menghitung

aku tidak bisa menghitung
berapa kali kau ucap "love you"
aku ingin menghitung
berapa kali kau tulis "sayang"

begitu pula berapa kali sudah
aku menyapamu dengan cinta
aku berkirim pesan dengan hangat
aku dan kau bisa rasakan
yang tertulis bisa dirasakan
karena akan abadi dan tersimpan

namun kutak bisa menghitungnya
karena tiap nafasku kusebut namamu
karena pikiranku tertuju padamu
hatiku hanya terpusat kepada dirimu

dan cintaku tidak bergeser...

Rabu, Februari 02, 2011

kehabisan kata

aku sudah kehabisan kata
seperti berbicara pada ruang kosong
dan terbias pada lorong gaung
gelap dan tak ada sinar...

bolehkah aku jujur padamu?
kuingin bersamamu malam ini...
tapi tak bisa...

lalu, kuingin sapamu malam ini
kuingin kautemani aku
sekedar diam dan bicara lewat hati
tapi tak kunjung datang...

jika begini,
bagaimana aku memaknai hari ini...
kuucapkan sekali lagi,
hanya engkau yang aku punya
dan aku ingin bersamamu
sebentar saja....

Rabu, Januari 26, 2011

kesibukanmu

hanya sekedar untuk membalas pesanku
rasanya tidak ada waktumu
sapamu dalam telpon tadi sore
kurasakan hampa dan tergesa

kesibukanmu,
akankah menjadikan tawar?
kehangatanmu menguap entah kemana
seakan hilang di antara angka

kutanyakan,
padahal bukan itu maksudku
kutanya sekali lagi,
tetap tiada asa menjawabnya...

hingga waktu terus berputar
sampai senja mulai datang
tanpa salam satu pun darimu
dan aku hanya termangu
mengerjapkan mataku tak percaya...
kosong...

hendak kemana kucari mutiara manikam
yang terdapat dalam tiap katamu
kembali kuhibur diriku
agar aku tak terlalu pedih...

Selasa, Januari 25, 2011

di pesisir pantai

sore itu,
kutuliskan namamu di pesisir pantai
lalu datang gelombang menerjang
namamu tersapu ombak
kutulis sekali lagi namamu di pasir itu
dan ombak lebih besar menderu
menyapu jerih payah dan usahaku

lantas kau datang menyapaku
mengapa kau ingin abadikan sesuatu yang fana?
mengapa kau ingin ciptakan sesuatu yang akan sirna?
kita pun akan lenyap disapu sang waktu
nama kita akan hilang dan tak akan diingat orang

kubisikkan lembut di telingamu
biarkanlah hal-hal kecil ini berlalu
termasuk namamu yang selalu hilang ditelan gelombang
namun engkau akan selalu hidup
sebab aku sendiri yang akan menuliskan namamu
di langit sana dan di dalam kalbuku
dan bila kelak kematian menerpa semua orang
cinta kita akan tetap hidup
cintaku tak akan pernah sirna...

Rabu, Januari 19, 2011

lewat tengah malam

sudah lewat tiga puluh menit dari tengah malam
sudah kutanya berkali-kali mengapa kau diam
sudah pula ku meminta maaf untuk kesekian
tak juga kau legakan aku. Mengapa sayang?

ingin kusudahi malam ini dengan hangatmu
seperti kulalui kemarin dan kemarin
kunanti sapamu agar tidurku lelap
tak jua kutemui pada detik ini. Mengapa sayang?

kini kaubiarkan aku dalam sepi
tanpa sedikitpun jawaban darimu
lalu,
bagaimana kututup malam ini dengan tenang?

Kamis, Januari 06, 2011

hampir tengah malam

hampir tengah malam, sayang...
ketika kutulis sebait rasa syukur
atas malam ini, bisa bersamamu

kutau tembang apa yang sedang melagu
saat kurasakan irama jantungmu
lalu kupeluk erat tubuhmu
meski bersaing dengan sang deru

tak perlu kata ternyata
sentuhan mengungkap semua rasa
...tak ingin terpisahkan,
(jika aku diberi pilihan)
lalu kupeluk makin erat tubuhmu

hampir tengah malam, cinta...
ketika aku selalu mengingatmu
maka pantaslah aku berucap syukur
engkau telah hadir dalam hidupku

Rabu, Januari 05, 2011

mendung, cintaku marah terus

"mendung.. cintaku marah terus.."
pesan singkatmu sore tadi
mengiringiku dalam senja sendu
kusempatkan berbalas pesan
"tidak marah,(jika bisa diekspresi:
kukecup keningmu seperti biasa-hangat)
hanya kurang kasih sayang"
(sambil meringis, tapi kau tak tau..)

semalam sudah berlalu kelabu
menyisakan bekas air mata
lalu pagi dengan cerita baru
bergulir hingga siang mengambang
diterpa kekesalan menghujam
dan kembali pada mula-mula
(kupinjam istilahmu, Cin)
tetap kau yang kusayang
ingat, kaulah yang mula-mula...

tulisan seakan sebagai pengobat
akan dahaga sebuah perjumpaan
kutau itu tak akan cukup
maka kuberanikan untuk meminta lebih
untuk itu maafkan aku, Cinta...

mungkin aku akan sedih
namun bisa saja tidak
jika ada waktu sebagai silih
ada ruang dimana kita tidak berselisih
sembari kucumbui pipimu,
kuacak rambut hitammu,
sampai kudengar tawamu,
karena kugelitik di pinggangmu

ah...
mengapa saat ini kurindu tawamu...

kehilangan kata

aku kehilangan kata
hendak menjelaskan..

tak bermaksud membuat kecewa
karena aku pun terlalu sedih

jangan bilang aku tidak rindu
membuatku makin lara
lihat mataku, malam tadi
dan kukecup pipimu...
kau rasakan pelukanku
tak ingin kulepaskan
tapi apakah kau tau itu?

kumohon,
jangan katakan
yang tak kita inginkan
yang bisa porak porandakan
tembang cintaku untukmu