sempurna sudah menu malam ini
dengan warna gelap penutupnya
berkembang indah melayang-layang
kubuka mataku lebar-lebar
biarkan nanar menembus bayang
mencari sinar di balik selendang
menatap makin lama
makin jelas kekelaman
kututup saja layar
agar hati tenang
Mungkin tak ada yang istimewa, namun dalam hidup tak ada yang tak istimewa jika kita melihat dari sisi positif. Yang tertuang hanyalah sebagian kecil dari isi kepala yang penuh inspirasi, ide dan imaginasi, sebab jika tak dituang dalam kata, kepala tak mampu menampung hal baru. Silakan berbagi...
Kamis, Mei 05, 2011
Rabu, Mei 04, 2011
berhias gerimis
malam-malamku kini berhias gerimis
tak kujumpai lagi langit berwarna
seperti kala itu, selalu ada pelangi
pagiku pun tak ada embun
habis dibabat oleh angin kering
kini hanya padang gurun
jika kulihat kilau
kudekati, berharap sebuah oase
ternyata fatamorgana
tak kujumpai lagi langit berwarna
seperti kala itu, selalu ada pelangi
pagiku pun tak ada embun
habis dibabat oleh angin kering
kini hanya padang gurun
jika kulihat kilau
kudekati, berharap sebuah oase
ternyata fatamorgana
Minggu, April 03, 2011
tidak lebih penting
yang satu tidak lebih penting dari yang lain
aku tidak berpikir kamu lebih penting
atau dia lebih penting
bukan aku membandingkan
semua biasa saja
berjalan biasa saja
tidak masalah menurutku
kalau aku jujur,
tidak ada timbulnya keinginan
tidak ada lagi
....
(dan mulailah hujan rintik-rintik
lalu lebih deras menghujam bumi)
bukan biasa-biasa saja
tak bisa kulakukan
tak biasa pula kukatakan
kepada jamak orang
sebab hanya kepadamu
ini bukanlah biasa-biasa saja
kau bukan biasa-biasa saja
begitu pula yang sudah kuberikan
bukan biasa-biasa saja
tak biasa pula kukatakan
kepada jamak orang
sebab hanya kepadamu
ini bukanlah biasa-biasa saja
kau bukan biasa-biasa saja
begitu pula yang sudah kuberikan
bukan biasa-biasa saja
Selasa, Maret 29, 2011
mengeja kata
jika kau tak suka mengeja kata
dengan apa hendak kau urai rasa
mengapa harus dengan bisu
jika bibir tak kelu
jika ada rindu
apakah harus berbagi resah
cukuplah urai tiga kata
pada hati penuh gulana
dengan apa hendak kau urai rasa
mengapa harus dengan bisu
jika bibir tak kelu
jika ada rindu
apakah harus berbagi resah
cukuplah urai tiga kata
pada hati penuh gulana
Rabu, Maret 23, 2011
ia berbisik
lelakiku, begitu ia mulai berbisik
kepada daun yang akan jatuh
kering meranggas pada rantingnya
lalu meredup seumpama sinar senja
dengarkah melodi yang baru saja melagu
mengitari gemintang agar berkedip
ia mulai gundah, menanti lelakinya
namun tak lelah tembangnya mengalun
jika kau hadir disini, bisiknya
kau akan lihat lukisan di wajahku
warna lembayung menggayut rindu
inginkan senyum sapa terangkai kembali
kepada daun yang akan jatuh
kering meranggas pada rantingnya
lalu meredup seumpama sinar senja
dengarkah melodi yang baru saja melagu
mengitari gemintang agar berkedip
ia mulai gundah, menanti lelakinya
namun tak lelah tembangnya mengalun
jika kau hadir disini, bisiknya
kau akan lihat lukisan di wajahku
warna lembayung menggayut rindu
inginkan senyum sapa terangkai kembali
Jumat, Maret 18, 2011
masuk dalam kalbu
masuklah dalam kalbuku
kau akan tahu
sebongkah cintamu
masih ada disitu
bukalah pintu hatiku
ada biru disana
seperti lautan
itulah warna cintaku
sentuhlah, hangatkan
jiwa yang dingin
dalam penantian
dan kerinduan
kau akan tahu
sebongkah cintamu
masih ada disitu
bukalah pintu hatiku
ada biru disana
seperti lautan
itulah warna cintaku
sentuhlah, hangatkan
jiwa yang dingin
dalam penantian
dan kerinduan
Minggu, Maret 13, 2011
ada yang hilang
Ia mulai menulis. Satu kata tidak cukup. Dua kata terasa kurang. Tiga kata semakin hampa. Seperti itulah hatinya. Terasa ada yang hilang. Ia kembali mencoba menuliskan apa yang ia rasakan saat malam itu. Saat pucuk-pucuk keinginan berlomba memenuhi ruang-ruang kosong.
Kisah hidupnya tidak menarik. Ia sadar betul akan dirinya. Semakin ia tahu akan gejolak hatinya semakin kelabu matanya. Ia hanya ingin memaknai hidupnya, hingga yang sederhana pun akan terasa istimewa. Maka dengan ketulusan ia mampu berikan yang ia miliki. Tidak terukur yang harus ia bayarkan, ia tak peduli. Hanya keikhlasannyalah yang berjalan tak terkikis oleh caci.
Dan pada sebuah malam, ketika ia inginkan ada sebuah kata atau bahkan kalimat -sebagai penguat jiwanya yang sempat rapuh- ia tetap tak dapatkan. Sempat teriris asanya yang ia pupuk pada tiap titian harinya demi sebuah keteguhan. Tidak akan dan tidak pernah berubah, meski sebagai anak manusia ia tetap pernah salah.
Ada yang hilang, menguap entah kemana. Atau tertiup sang bayu. Entahlah. Mendesir hatinya saat tersayat sepi. "Katakan sesuatu, agar jiwaku tak lagi dahaga", rintihnya. Bahkan saat ia menikmati malam itu, mencari-cari kenangan yang sempat terlukis jelas dalam hidupnya. Ia inginkan itu kembali.
Kisah hidupnya tidak menarik. Ia sadar betul akan dirinya. Semakin ia tahu akan gejolak hatinya semakin kelabu matanya. Ia hanya ingin memaknai hidupnya, hingga yang sederhana pun akan terasa istimewa. Maka dengan ketulusan ia mampu berikan yang ia miliki. Tidak terukur yang harus ia bayarkan, ia tak peduli. Hanya keikhlasannyalah yang berjalan tak terkikis oleh caci.
Dan pada sebuah malam, ketika ia inginkan ada sebuah kata atau bahkan kalimat -sebagai penguat jiwanya yang sempat rapuh- ia tetap tak dapatkan. Sempat teriris asanya yang ia pupuk pada tiap titian harinya demi sebuah keteguhan. Tidak akan dan tidak pernah berubah, meski sebagai anak manusia ia tetap pernah salah.
Ada yang hilang, menguap entah kemana. Atau tertiup sang bayu. Entahlah. Mendesir hatinya saat tersayat sepi. "Katakan sesuatu, agar jiwaku tak lagi dahaga", rintihnya. Bahkan saat ia menikmati malam itu, mencari-cari kenangan yang sempat terlukis jelas dalam hidupnya. Ia inginkan itu kembali.
Selasa, Maret 01, 2011
kemanakah ia kini?
didapatinya hampa
tercenung
bertanya dalam hati
dan berpikir
kini pada sebuah tanya
apakah arti cinta?
semakin sunyi
lalu kembali sedih
bergulat dengan dirinya sendiri
tiada yang menolong
cinta, kemanakah ia kini?
tercenung
bertanya dalam hati
dan berpikir
kini pada sebuah tanya
apakah arti cinta?
semakin sunyi
lalu kembali sedih
bergulat dengan dirinya sendiri
tiada yang menolong
cinta, kemanakah ia kini?
dingin
dingin
sedingin jiwanya
lalu beku menyelimuti
layu
hatinya tidak berbunga
seperti akan mati
masuk dalam hening
didapatinya sepi
kemudian perih
merintih bersama tangis
yang telah menjadi teman setianya
sedingin jiwanya
lalu beku menyelimuti
layu
hatinya tidak berbunga
seperti akan mati
masuk dalam hening
didapatinya sepi
kemudian perih
merintih bersama tangis
yang telah menjadi teman setianya
Minggu, Februari 27, 2011
tiada habisnya
tiada habisnya aku mengingat
segala kata yang telah kauucap
biarlah sebagai penguat
kala malam aku meratap
mutiara darimu menyembul satu persatu
saat kaukatakan sayang
hingga tujuh puluh kali dalam sehari
dan aku mabuk kepayang
kemudian kutulis puisi
yang kauminta untuk temanimu
lalu kau tersenyum sambil berbisik
sungguh, aku cinta padamu
segala kata yang telah kauucap
biarlah sebagai penguat
kala malam aku meratap
mutiara darimu menyembul satu persatu
saat kaukatakan sayang
hingga tujuh puluh kali dalam sehari
dan aku mabuk kepayang
kemudian kutulis puisi
yang kauminta untuk temanimu
lalu kau tersenyum sambil berbisik
sungguh, aku cinta padamu
duka dilaluinya
meski duka dilaluinya
ia simpan sendiri
membeku di ujung hati
meski pedih menyayat sembilu
ia tetaplah pada cintanya
yang selalu ia jaga
meski sunyi selalu menghampiri
ia akan tetap tersenyum
karena kasihnya tiada tara
ia bertanya dalam hatinya,
kekasihku, taukah engkau
besarnya cinta yang kumiliki
untukmu?
ia simpan sendiri
membeku di ujung hati
meski pedih menyayat sembilu
ia tetaplah pada cintanya
yang selalu ia jaga
meski sunyi selalu menghampiri
ia akan tetap tersenyum
karena kasihnya tiada tara
ia bertanya dalam hatinya,
kekasihku, taukah engkau
besarnya cinta yang kumiliki
untukmu?
nanar matanya
nanar matanya menatap jejeran huruf
berkedip-kedip hanya memastikan
yang tertulis masih berbunyi sama
tidak berubah menjadi kata yang manis
ia berusaha menghapusnya
tapi tak bisa
lalu memalingkan kepalanya
kalimat itu masih ada
perlahan ia beringsut
berusaha menata hatinya
yang sontak bagai teriris
ia rasakan sangat perih
dalam bingungnya ia hanya berteman tangis
seperti saat petang gerimis tiada henti
begitu pula dengan matanya
mampu kucurkan berkubik-kubik air
berkedip-kedip hanya memastikan
yang tertulis masih berbunyi sama
tidak berubah menjadi kata yang manis
ia berusaha menghapusnya
tapi tak bisa
lalu memalingkan kepalanya
kalimat itu masih ada
perlahan ia beringsut
berusaha menata hatinya
yang sontak bagai teriris
ia rasakan sangat perih
dalam bingungnya ia hanya berteman tangis
seperti saat petang gerimis tiada henti
begitu pula dengan matanya
mampu kucurkan berkubik-kubik air
Minggu, Februari 20, 2011
kesenyapan
ada kesenyapan mengiris-iris hatinya
saat disadari kesunyian merajam
ia berlayar di samudra kesedihan
mencari dermaga yang tertutup kabut
kadang dirasakannya seperti sia-sia
putus asa menggayuti sepanjang masa
kecewa bagai daun layu lalu luruh
segunung cemas membuncah menerpa
kembali ia memasuki ruang rindu
gamang ia melangkah, tak mudah
karena asanya sempat patah
kemudian angin berdesir lembut
ia mulai berjuang bangkit menggenggam
yakin akan cintanya yang tak akan pudar
selagi bisa ia akan hias pelangi
meski kerinduan masih menderanya
saat disadari kesunyian merajam
ia berlayar di samudra kesedihan
mencari dermaga yang tertutup kabut
kadang dirasakannya seperti sia-sia
putus asa menggayuti sepanjang masa
kecewa bagai daun layu lalu luruh
segunung cemas membuncah menerpa
kembali ia memasuki ruang rindu
gamang ia melangkah, tak mudah
karena asanya sempat patah
kemudian angin berdesir lembut
ia mulai berjuang bangkit menggenggam
yakin akan cintanya yang tak akan pudar
selagi bisa ia akan hias pelangi
meski kerinduan masih menderanya
pertengahan november
pertengahan november tahun lalu
waktu itu milik kita
penuh dengan cinta
sarat kata mesra
dengan tatapan mata
dan hangatnya rasa
saat kukenang kini
kasihmu saat itu tiada tara
kurindu kau kini
dengan segala yang dulu kaupunya
waktu itu milik kita
penuh dengan cinta
sarat kata mesra
dengan tatapan mata
dan hangatnya rasa
saat kukenang kini
kasihmu saat itu tiada tara
kurindu kau kini
dengan segala yang dulu kaupunya
Minggu, Februari 13, 2011
aku mencintaimu
aku mencintaimu...
hanya kepadamu
dan akan selalu mencintaimu
kau begitu berarti bagiku
berada di relung hatiku
dan tetap disitu
karena di situlah tempatmu
aku mencintaimu...
hanya kepadamu
dan akan selalu mencintaimu
hanya kepadamu
dan akan selalu mencintaimu
kau begitu berarti bagiku
berada di relung hatiku
dan tetap disitu
karena di situlah tempatmu
aku mencintaimu...
hanya kepadamu
dan akan selalu mencintaimu
Minggu, Februari 06, 2011
aku bisa memeluknya
aku bisa memeluknya!
hal yang terindah menjelang petang
seakan ingin ku berteriak
pada langit bumi dan jagat semesta
dan berkata: inilah yang kukasihi
lihatkah wahai awan
betapa aku sangat mencintainya
tidakkah kau lihat
bagaimana aku memeluknya
dengan kerinduan yang segunung
dan kasih yang tak terhingga
hal yang terindah menjelang petang
seakan ingin ku berteriak
pada langit bumi dan jagat semesta
dan berkata: inilah yang kukasihi
lihatkah wahai awan
betapa aku sangat mencintainya
tidakkah kau lihat
bagaimana aku memeluknya
dengan kerinduan yang segunung
dan kasih yang tak terhingga
aku tidak bisa menghitung
aku tidak bisa menghitung
berapa kali kau ucap "love you"
aku ingin menghitung
berapa kali kau tulis "sayang"
begitu pula berapa kali sudah
aku menyapamu dengan cinta
aku berkirim pesan dengan hangat
aku dan kau bisa rasakan
yang tertulis bisa dirasakan
karena akan abadi dan tersimpan
namun kutak bisa menghitungnya
karena tiap nafasku kusebut namamu
karena pikiranku tertuju padamu
hatiku hanya terpusat kepada dirimu
dan cintaku tidak bergeser...
berapa kali kau ucap "love you"
aku ingin menghitung
berapa kali kau tulis "sayang"
begitu pula berapa kali sudah
aku menyapamu dengan cinta
aku berkirim pesan dengan hangat
aku dan kau bisa rasakan
yang tertulis bisa dirasakan
karena akan abadi dan tersimpan
namun kutak bisa menghitungnya
karena tiap nafasku kusebut namamu
karena pikiranku tertuju padamu
hatiku hanya terpusat kepada dirimu
dan cintaku tidak bergeser...
Rabu, Februari 02, 2011
kehabisan kata
aku sudah kehabisan kata
seperti berbicara pada ruang kosong
dan terbias pada lorong gaung
gelap dan tak ada sinar...
bolehkah aku jujur padamu?
kuingin bersamamu malam ini...
tapi tak bisa...
lalu, kuingin sapamu malam ini
kuingin kautemani aku
sekedar diam dan bicara lewat hati
tapi tak kunjung datang...
jika begini,
bagaimana aku memaknai hari ini...
kuucapkan sekali lagi,
hanya engkau yang aku punya
dan aku ingin bersamamu
sebentar saja....
seperti berbicara pada ruang kosong
dan terbias pada lorong gaung
gelap dan tak ada sinar...
bolehkah aku jujur padamu?
kuingin bersamamu malam ini...
tapi tak bisa...
lalu, kuingin sapamu malam ini
kuingin kautemani aku
sekedar diam dan bicara lewat hati
tapi tak kunjung datang...
jika begini,
bagaimana aku memaknai hari ini...
kuucapkan sekali lagi,
hanya engkau yang aku punya
dan aku ingin bersamamu
sebentar saja....
Rabu, Januari 26, 2011
kesibukanmu
hanya sekedar untuk membalas pesanku
rasanya tidak ada waktumu
sapamu dalam telpon tadi sore
kurasakan hampa dan tergesa
kesibukanmu,
akankah menjadikan tawar?
kehangatanmu menguap entah kemana
seakan hilang di antara angka
kutanyakan,
padahal bukan itu maksudku
kutanya sekali lagi,
tetap tiada asa menjawabnya...
hingga waktu terus berputar
sampai senja mulai datang
tanpa salam satu pun darimu
dan aku hanya termangu
mengerjapkan mataku tak percaya...
kosong...
hendak kemana kucari mutiara manikam
yang terdapat dalam tiap katamu
kembali kuhibur diriku
agar aku tak terlalu pedih...
rasanya tidak ada waktumu
sapamu dalam telpon tadi sore
kurasakan hampa dan tergesa
kesibukanmu,
akankah menjadikan tawar?
kehangatanmu menguap entah kemana
seakan hilang di antara angka
kutanyakan,
padahal bukan itu maksudku
kutanya sekali lagi,
tetap tiada asa menjawabnya...
hingga waktu terus berputar
sampai senja mulai datang
tanpa salam satu pun darimu
dan aku hanya termangu
mengerjapkan mataku tak percaya...
kosong...
hendak kemana kucari mutiara manikam
yang terdapat dalam tiap katamu
kembali kuhibur diriku
agar aku tak terlalu pedih...
Selasa, Januari 25, 2011
di pesisir pantai
sore itu,
kutuliskan namamu di pesisir pantai
lalu datang gelombang menerjang
namamu tersapu ombak
kutulis sekali lagi namamu di pasir itu
dan ombak lebih besar menderu
menyapu jerih payah dan usahaku
lantas kau datang menyapaku
mengapa kau ingin abadikan sesuatu yang fana?
mengapa kau ingin ciptakan sesuatu yang akan sirna?
kita pun akan lenyap disapu sang waktu
nama kita akan hilang dan tak akan diingat orang
kubisikkan lembut di telingamu
biarkanlah hal-hal kecil ini berlalu
termasuk namamu yang selalu hilang ditelan gelombang
namun engkau akan selalu hidup
sebab aku sendiri yang akan menuliskan namamu
di langit sana dan di dalam kalbuku
dan bila kelak kematian menerpa semua orang
cinta kita akan tetap hidup
cintaku tak akan pernah sirna...
kutuliskan namamu di pesisir pantai
lalu datang gelombang menerjang
namamu tersapu ombak
kutulis sekali lagi namamu di pasir itu
dan ombak lebih besar menderu
menyapu jerih payah dan usahaku
lantas kau datang menyapaku
mengapa kau ingin abadikan sesuatu yang fana?
mengapa kau ingin ciptakan sesuatu yang akan sirna?
kita pun akan lenyap disapu sang waktu
nama kita akan hilang dan tak akan diingat orang
kubisikkan lembut di telingamu
biarkanlah hal-hal kecil ini berlalu
termasuk namamu yang selalu hilang ditelan gelombang
namun engkau akan selalu hidup
sebab aku sendiri yang akan menuliskan namamu
di langit sana dan di dalam kalbuku
dan bila kelak kematian menerpa semua orang
cinta kita akan tetap hidup
cintaku tak akan pernah sirna...
Rabu, Januari 19, 2011
lewat tengah malam
sudah lewat tiga puluh menit dari tengah malam
sudah kutanya berkali-kali mengapa kau diam
sudah pula ku meminta maaf untuk kesekian
tak juga kau legakan aku. Mengapa sayang?
ingin kusudahi malam ini dengan hangatmu
seperti kulalui kemarin dan kemarin
kunanti sapamu agar tidurku lelap
tak jua kutemui pada detik ini. Mengapa sayang?
kini kaubiarkan aku dalam sepi
tanpa sedikitpun jawaban darimu
lalu,
bagaimana kututup malam ini dengan tenang?
sudah kutanya berkali-kali mengapa kau diam
sudah pula ku meminta maaf untuk kesekian
tak juga kau legakan aku. Mengapa sayang?
ingin kusudahi malam ini dengan hangatmu
seperti kulalui kemarin dan kemarin
kunanti sapamu agar tidurku lelap
tak jua kutemui pada detik ini. Mengapa sayang?
kini kaubiarkan aku dalam sepi
tanpa sedikitpun jawaban darimu
lalu,
bagaimana kututup malam ini dengan tenang?
Kamis, Januari 06, 2011
hampir tengah malam
hampir tengah malam, sayang...
ketika kutulis sebait rasa syukur
atas malam ini, bisa bersamamu
kutau tembang apa yang sedang melagu
saat kurasakan irama jantungmu
lalu kupeluk erat tubuhmu
meski bersaing dengan sang deru
tak perlu kata ternyata
sentuhan mengungkap semua rasa
...tak ingin terpisahkan,
(jika aku diberi pilihan)
lalu kupeluk makin erat tubuhmu
hampir tengah malam, cinta...
ketika aku selalu mengingatmu
maka pantaslah aku berucap syukur
engkau telah hadir dalam hidupku
ketika kutulis sebait rasa syukur
atas malam ini, bisa bersamamu
kutau tembang apa yang sedang melagu
saat kurasakan irama jantungmu
lalu kupeluk erat tubuhmu
meski bersaing dengan sang deru
tak perlu kata ternyata
sentuhan mengungkap semua rasa
...tak ingin terpisahkan,
(jika aku diberi pilihan)
lalu kupeluk makin erat tubuhmu
hampir tengah malam, cinta...
ketika aku selalu mengingatmu
maka pantaslah aku berucap syukur
engkau telah hadir dalam hidupku
Rabu, Januari 05, 2011
mendung, cintaku marah terus
"mendung.. cintaku marah terus.."
pesan singkatmu sore tadi
mengiringiku dalam senja sendu
kusempatkan berbalas pesan
"tidak marah,(jika bisa diekspresi:
kukecup keningmu seperti biasa-hangat)
hanya kurang kasih sayang"
(sambil meringis, tapi kau tak tau..)
semalam sudah berlalu kelabu
menyisakan bekas air mata
lalu pagi dengan cerita baru
bergulir hingga siang mengambang
diterpa kekesalan menghujam
dan kembali pada mula-mula
(kupinjam istilahmu, Cin)
tetap kau yang kusayang
ingat, kaulah yang mula-mula...
tulisan seakan sebagai pengobat
akan dahaga sebuah perjumpaan
kutau itu tak akan cukup
maka kuberanikan untuk meminta lebih
untuk itu maafkan aku, Cinta...
mungkin aku akan sedih
namun bisa saja tidak
jika ada waktu sebagai silih
ada ruang dimana kita tidak berselisih
sembari kucumbui pipimu,
kuacak rambut hitammu,
sampai kudengar tawamu,
karena kugelitik di pinggangmu
ah...
mengapa saat ini kurindu tawamu...
pesan singkatmu sore tadi
mengiringiku dalam senja sendu
kusempatkan berbalas pesan
"tidak marah,(jika bisa diekspresi:
kukecup keningmu seperti biasa-hangat)
hanya kurang kasih sayang"
(sambil meringis, tapi kau tak tau..)
semalam sudah berlalu kelabu
menyisakan bekas air mata
lalu pagi dengan cerita baru
bergulir hingga siang mengambang
diterpa kekesalan menghujam
dan kembali pada mula-mula
(kupinjam istilahmu, Cin)
tetap kau yang kusayang
ingat, kaulah yang mula-mula...
tulisan seakan sebagai pengobat
akan dahaga sebuah perjumpaan
kutau itu tak akan cukup
maka kuberanikan untuk meminta lebih
untuk itu maafkan aku, Cinta...
mungkin aku akan sedih
namun bisa saja tidak
jika ada waktu sebagai silih
ada ruang dimana kita tidak berselisih
sembari kucumbui pipimu,
kuacak rambut hitammu,
sampai kudengar tawamu,
karena kugelitik di pinggangmu
ah...
mengapa saat ini kurindu tawamu...
kehilangan kata
aku kehilangan kata
hendak menjelaskan..
tak bermaksud membuat kecewa
karena aku pun terlalu sedih
jangan bilang aku tidak rindu
membuatku makin lara
lihat mataku, malam tadi
dan kukecup pipimu...
kau rasakan pelukanku
tak ingin kulepaskan
tapi apakah kau tau itu?
kumohon,
jangan katakan
yang tak kita inginkan
yang bisa porak porandakan
tembang cintaku untukmu
hendak menjelaskan..
tak bermaksud membuat kecewa
karena aku pun terlalu sedih
jangan bilang aku tidak rindu
membuatku makin lara
lihat mataku, malam tadi
dan kukecup pipimu...
kau rasakan pelukanku
tak ingin kulepaskan
tapi apakah kau tau itu?
kumohon,
jangan katakan
yang tak kita inginkan
yang bisa porak porandakan
tembang cintaku untukmu
Langganan:
Postingan (Atom)