Kamis, Oktober 30, 2008

TELUK PENYU, AKU RINDU

Sebuah pantai di pagi hari, di sebuah teluk di pulau Jawa. Ketika ku kecil, di hari Minggu maupun hari libur aku sempatkan bangun pagi dan pergi berjalan kaki menuju pantai. Tak jarang aku beramai-ramai bersama teman-teman sepermainanku. Gembira. Yah..bermain air laut dan pasir, kami berkejar-kejaran dengan ombak, tertawa lepas selepas gemuruh suara ombak.

Masih ingat di kenangan, perahu nelayan yang berjejer setelah berlayar mengarungi lautan. Aku sering mencoba naik dan duduk di pinggir perahu, begitu saja - hatiku rasanya senang, seolah seperti nelayan yang berani bertaruh nyawa di tengah lautan. Aroma asin rasa air laut, terasa biasa tercecap di lidah saat badan dan rambutku basah terkena cipratan air. Ah.. manisnya masa itu. Pun ketika melihat sang surya mulai menggeliat, keindahan yang biasa saat itu menjadi luar biasa kini karena aku jarang melihat rekahnya sang surya seperti saat dulu.

Surya mulai membelalak matanya pelan-pelan, aku mulai beranjak pulang. Dengan kaki penuh pasir dan basah, aku berjalan pulang menyusuri tepi jalan raya yang mulai ramai lalu lalang kendaraan. Tak ada lelah terpancar, suka cita adanya...

Rabu, Oktober 29, 2008

TAMBAH SATU USIAMU, SAYANG

Telah tanggal sebutir hariku
ditelah kebisuan waktu
tanpa ragu dan malu-malu
lilin-lilinpun meniupkan
sisa usiamu..

Tiada kata yang banyak kuucap hanya sederet kata menjadi sebuah kalimat. Terucap saat surya merekah. 8 tahun sudah Immanuel Christyas Julius Wicaksono hadir menjadi anggota bumi ini, dengan perjuangan di kamar persalinan yang cukup alot waktu itu... Engkaulah hadiah terindah, Nak.

Selamat Ulang Tahun, Christyas sayang.. jadilah anak yang baik, dan berpegang teguh pada iman Yesus Kristus. Ibu doakan untuk kebahagiaanmu selalu sepanjang perjalanan hidupmu sepanjang masa. Amin

YANG TERPILIH


Tak kusangka aku bisa kontak dengan kawan lama. Benar-benar kawan lama, dia teman SD. Kami satu sekolah di sebuah kota kecil kabupaten dekat pesisir laut selatan. Kota dimana aku lahir dan menikmati udara pesisir dari masa kanak-kanak hingga remaja SMP. Kota buntu, itulah sebutannya karena memang kota kecil ini ada di pojok, dikelilingi air dan lautan hanya ada satu jalan darat menuju ke luar kota. Cilacap, sebuah kota seribu makna hingga kini tak kan kulupa.

Yoyon, dialah kawan lamaku.. Hanya sedikit yang kuingat tentang dia saat masih SD, kurus, kecil, kulit agak hitam, culun banget. Kabarnya sekarang, dia sudah berbeda, ada seorang teman lain yang bertemu dengannya dan pangling. Padahal mereka satu SMA, bagaimana dengan aku, yang jauh lebih lama tidak bertemu dengannya? Bisa bingung kali.. Satu hal yang kutahu pasti, dia sudah "berbeda" namun tetap sama.

Dialah yang terpilih.. Proficiat untukmu, Rm Yoyon OMI

Kamis, Oktober 23, 2008

TAK KENAL MAKA TETAP SAYANG


Sore hari itu kami, aku, Christ, Nat dan May menyusuri Jl Riau Bandung. Kami tiba di salah satu outlet baju. Setelah mencari sweater untuk Christ, kami akan meninggalkan FO, saat di teras FO May berhenti dan membeli dua minuman kotak sambil bertanya,"Mbak, Christ dan Nat mau nggak?" Harganya lebih mahal jika dibanding dengan harga supermarket, biasa lah.. karena di daerah FO harga dinaikkan dari harga pasaran. Aku menjawab,"Nggak usah, May, sebentar lagi toh juga kita cari makan", aku sambil berpikir untuk apa May membeli dua buah minuman kotak dan untuk siapa minuman itu, karena kalau minuman tersebut akan diberikan untuk Christ dan Nat sudah cukup dan tidak perlu bertanya lagi. Sedetik kemudian, belum sempat aku bertanya atas apa yang sempat terlintas di benak, May sudah memberikan minuman itu kepada dua orang pemulung anak jalanan yang tak jauh berada di depan kami. Mereka duduk di lantai teras depan FO.

Ah...tercengang aku akan tindakan May, lebih karena kedua anak itu sangat gembira menerima pemberian dari May. tanpa bicara tentang hal yang telah dilakukannya, May mengajak kami meninggalkan FO.

Rabu, Oktober 22, 2008

SIMBAH WONGSOSUKARTO

Punika dalemipun simbah kula, wonten dusun Ngagul-agulan Sendangrejo Minggir Sleman Ngayogyakarta. Asmanipun simbah Wongsosukarto, simbah kakung lan putri sampun sekeca wonten ing suwargi. Simbah Putri dipun pundhut Pangeran Dalem Gusti Yesus kala kula taksih alit, mbokmenawi kula SD, kinten-kinten taun 1983an. Simbah kakung pun pundhut Kanjeng Pangeran langkung dangu saking sedanipun simbah putri.

Kala kula taksih sekolah SMA Stella Duce I, dinten Setu bubar sekolah kula nglaju wangsul ndesa. Pinanggih kaliyan Simbah Putri, ingkang sampun ngenteni wayah kesayangan... lha.. nggih pancen kula punika wayah kesayanganipun Simbah Putri. Kala semanten, kula dipun paringi beras sakarung goni, gori mateng ingkang sampun dados nangka-eca sanget lan manis- ugi tempe bacem utawi tahu, sedaya kedah kula beta wonten ing griya kutha.

CATHETAN

Aku nyoba nulis nganggo basa jawa, dudu basa krama inggil, nanging campur ngoko lan basa 'gaul' cah Jogja. Gara-garane sedulurku-aku yen ngundang Gendut-amarga pas cilik gendut banget... jarene lho, wong aku yo durung lair pas cilike- maca blogku njur usul kenapa ora nganggo basa jawa wae.. Walah... nanging aku yo mikir, why not?

Aku arep nyoba nulis cathetan harian (taela... lah.. nek iki basa jawane apa ya) Yen 'My Day' basa jawane kira-kira 'Dinaku' (le maca: dinoku) utawa mengko tak wenehi judul 'Sambat', maksude mengeluh nek basa Indonesiane tapi kok wong urip sambat terus ya...utawa 'Uneg-uneg'.. mungkin iki sing rada pas...Tetembungan...marga isine warna-warna.

Nggih, dipun waos kemawon mbok menawi wonten kalepatan anggenipun kawula nulis, kawula nyuwun gunging pangaksama. Nuwun

760 ANAK

Hari Minggu 12 Oktober 2008 yang lalu aku dan beberapa teman mengiringi anak-anak Bina Iman paroki St Nikodemus menuju ke sekolah St Maria Juanda. Kami akan mengikuti misa minggu misi dimana yang menyelenggarakan adalah Komisi Kateketik divisi Bina Iman Anak, so misanya adalah misa untuk anak-anak Bina Iman.

Dimulai jam 9 pagi, kami datang tepat waktu dan mendapat tempat di dekat jendela agak jauh dari meja altar memang, namun tempatnya lebih lega. Anak-anak yang berjumlah 8 anak dengan antusias dan gembira mengikuti misa dan acara hingga selesai berkumpul menjadi satu dengan anak-anak yang lain. Misa diadakan di aula dengan dihadiri sekitar 760 anak dari berbagai paroki berikut pendampingnya ada juga beserta orang tuanya, sangat meriah.

Saat homili, diisi dengan drama singkat tentang perjalanan iman seorang rasul Paulus yang diambil dari Kisah Para Rasul. Semua pemainnya anak-anak dari paroki Bojong. Tak pelak, drama ini mampu membuat umat terpaku tertuju ke atas panggung. Proficiat untuk anak-anak yang dengan sukacita menunjukkan aktingnya.

Selesai misa masih ada beberapa acara seperti pembagian hadiah untuk pemenang lomba cipta lagu rohani, pidato ketua panitia dan pembagian snack dan makan siang. Anak-anak mendapatkan santapan rohani dan jasmani. Acara yang baru pertama diadakan di KAJ ini tentu patut kita acungi jempol, mudah-mudahan tahun depan akan lebih meriah lagi. Salam!

Sabtu, Oktober 18, 2008

BAGAI PETANI

Seminggu lebih aku nggak ngupdate blog, padahal ide sudah bermunculan keluar masuk tak tertuang sama sekali. Kesibukan.. yahhh, kesibukan mendera membuat aku tak mengintip my blog. Bagaimana tidak sibuk, teman sekerja mencangkul sawah masih menikmati liburan yang panjang jadi bisa dibayangkan aku bak seorang petani mencangkul 3 petak sawah nan luas. Keringat bercucuran di bawah terik sang surya... yang jelas tak sempat mengerjakan hal lain di luar sawah itu. Jika petani sore hari sudah pulang ke rumahnya, menjelang larut aku baru pulang kandang. Yang terbayang hanyalah sebuah kasur dan selimut yang hangat sebagai pelipur letihku.

Semua itu sebagai pengalaman hidup yang berharga bagiku, bahwa semua yang kulakukan dan kuterima adalah anugerah dan berkat dariNya. Lepas minggu ini aku akan sisipkan waktu untuk share cerita, ide, opini dan galeri, tentu saja. Tunggu saja....

Jumat, Oktober 10, 2008

KUMPUL BOCAH



Gilang, Christ, Nat dan Dwi. Pada sebuah liburan hari raya Fitri.

NAT AND DWI




Selasa, Oktober 07, 2008

AYO BERMAIN

Bangun...bangun... Sudah pagi. Hari ini kita mau pergi ke rumah sodara di Cilangkap. Sebentar lagi Pak De akan jemput. Riuh mewarnai pagi ini, semangat karena akan bertandang ke tempat yang belum pernah dibayangkan.

Hari H ke dua pagi beranjak siang, jalan tidak sepi lagi. Ramai orang menuju tempat wisata, Ragunan dan Taman Mini. Motor kali ini merajai badan jalan. Tua muda kecil besar memasang tawa dan kegembiraan sepanjang jalan. Kami berbaur dengan raungan hari raya mereka. Melesat ke arah Cijantung, Jalan raya Bogor kemudian berkelok di jalan raya Ciracas. Ah... memasuki daerah yang beraroma tanah dan kandang, membuat aku teringat akan tempat tinggal nenek. Nun jauh di sana.

Rumah mungil di alam pedesaan seolah-olah terpencil, sangat welcome untuk kami jejakkan kaki ini. Sambutan ramah sang tuan rumah, nuansa hari raya masih terasa. Gilang dan Dwi bercengkerama dengan Christ dan Nat. Kepolosan dan keluguan bocah yang memang layak bergembira dalam dunia bermain.

Bermalam di sini, menjadi cerita tersendiri bagi mereka. Bermain di arena pesta rakyat yang digelar tak jauh dari rumah. Keceriaan mereka membahana di antara putaran lalu lalang orang. Ada satu hal yang sama, kesenangan harus terhenti sejenak dan kami kembali dalam rumah kami. Cukuplah pengalaman kali ini.

BERSAMA SANDRA DAN MAYA

Hari libur bermain di apartemen. Siang itu kami ngumpul di ruang mungil dengan gembira. Christ dan Nat asyik nonton Spiderwick bersama May. Aku dan Sand berdiskusi tentang ngeblog, nulis artikel, kerjaan dan banyak hal. Jenuh melanda Nat. May mengajak Christ dan Nat keluar ruangan, jalan menelusuri tepian kolam renang kemudian lama duduk di pinggir kolam. Bercanda dengan riang meski tidak harus berenang, celana mereka toh basah juga.

Hari merambat sore kami semua pergi mencari warung yang buka. Makan dalam kebersamaan dan kekeluargaan lebih nikmat rasanya. Jarang-jarang kami bisa berkumpul seperti ini. Kesibukan, yah, masing-masing punya rutinitas sendiri. Kembali dalam ruang elegan, membuat keasyikan bagi dua bocah itu. Sementara malam pun menjemput, kesenangan pun harus terhenti. Perlu waktu lama untuk membujuk, sebab situasi ini baru kali ini didapat.

Cukup untuk hari ini. Esok punya arti sendiri, Nak.

Jumat, Oktober 03, 2008

Hari H

Lebaran tiba juga. Hari yang ditunggu bagi yang telah berpuasa. Hari H aku jalan ke arah Casablanca bersama Christ dan Nat. Aku membayangkan menjadi raja jalanan sebab pasti jalan menyayat tiada kehidupan. Jam 10.00 an aku cabut, meluncur ke luar bintaro. Oo.. diluar dugaan niy..Ternyata macet di sepanjang jalan Kesehatan sampai Tanah Kusir, melebihi keramaian dan kepadatan Senin pagi. Ya ampyun...

Di hari H ini orang masih diuji kesabarannya dan nggak boleh terpancing emosi. Liat saja saat arah mobil satu akan berbelok dan dari arah depan mobil yang lain tak mau ngalah. Lepas Tanah Kusir menuju Pakubuwono barulah aku bisa menikmati sesuai bayanganku, apalagi saat melesat ke arah Sudirman, wow.. Jakarta.. Jakarta, betapa indahnya engkau bila seperti ini.