Minggu, Maret 13, 2011

ada yang hilang

Ia mulai menulis. Satu kata tidak cukup. Dua kata terasa kurang. Tiga kata semakin hampa. Seperti itulah hatinya. Terasa ada yang hilang. Ia kembali mencoba menuliskan apa yang ia rasakan saat malam itu. Saat pucuk-pucuk keinginan berlomba memenuhi ruang-ruang kosong.

Kisah hidupnya tidak menarik. Ia sadar betul akan dirinya. Semakin ia tahu akan gejolak hatinya semakin kelabu matanya. Ia hanya ingin memaknai hidupnya, hingga yang sederhana pun akan terasa istimewa. Maka dengan ketulusan ia mampu berikan yang ia miliki. Tidak terukur yang harus ia bayarkan, ia tak peduli. Hanya keikhlasannyalah yang berjalan tak terkikis oleh caci.

Dan pada sebuah malam, ketika ia inginkan ada sebuah kata atau bahkan kalimat -sebagai penguat jiwanya yang sempat rapuh- ia tetap tak dapatkan. Sempat teriris asanya yang ia pupuk pada tiap titian harinya demi sebuah keteguhan. Tidak akan dan tidak pernah berubah, meski sebagai anak manusia ia tetap pernah salah.

Ada yang hilang, menguap entah kemana. Atau tertiup sang bayu. Entahlah. Mendesir hatinya saat tersayat sepi. "Katakan sesuatu, agar jiwaku tak lagi dahaga", rintihnya. Bahkan saat ia menikmati malam itu, mencari-cari kenangan yang sempat terlukis jelas dalam hidupnya. Ia inginkan itu kembali.

Tidak ada komentar: