Minggu, September 14, 2008

TAK LUPA NEGERI SENDIRI







Hari Sabtu kemarin aku berkunjung ke Canisius Education Fair. Pameran Pendidikan ini dibuka dengan beberapa sambutan dan aku berani bertaruh, pasti tidak semua pengunjung menyimak dengan baik apa yang dikatakan petinggi sekolah homogen itu. Suasana di out door, disamping lapangan bola nan luas membuat para pengunjung bebas mampir kemana saja, bisa mampir ke bazar makanan atau berhaha hihi dengan temannya - yang ini biasanya alumni sekolah tersebut - mereka bercengkerama, bercanda dan tidak peduli dengan sambutan yang disampaikan di atas panggung. Tidak semua ternyata, ada yang dengan tekun duduk manis mendengarkan seremonial itu selama kurang lebih 30 menit, patut diacungi jempol pengunjung yang seperti ini.

Dan sesuatu yang ditunggu oleh pengunjung dimana terdiri dari tua - kaum orang tua murid -, muda - teman-teman yang sekolah di situ atau alumni - tumplek di sekitar lapangan bola. Apa yang mereka tunggu? Sebuah suguhan yang jarang terjadi, tari kolosal dari bali, Tari Kecak. Siapa penarinya? Penarinya adalah seluruh siswa dan guru Kanisius semuanya sekitar 650 orang dan lelaki semua (Mana ada siswa Kanisius cewek ya?)

Gung Panji, panggilan akrab sang pelatih tampak sebagai dalang yang membawakan cerita kutipan dari Ramayana digambarkan di situ pasukan Hanoman melawan raksasa. "Perang" dimenangkan oleh pasukan Hanoman dengan membawa bendera Kanisius digiring ke atas panggung. Dan saat penutupan nanti kemenangan pasukan Hanoman membawa obor sebagai tanda sinar pencerahan. Tentunya ada maksud dari semua itu, terutama sehubungan dengan Edufair kali ini. Gung Panji mengatakan, dia baru kali ini membawakan Tari Kecak dengan personil 650 orang, biasanya sekitar 100 an orang... Wow, pengalaman baru dong Gung?

Tak hanya sajian tari bali, seluruh dekorasi dari gerbang masuk sampai panggung didominasi etnik bali dengan warna hitam dan putih. Suatu yang sangat indah karena kebudayaan Indonesia sangat kaya dan tidak perlu kita mengimpor budaya luar negeri.

Bagaimana dengan pendidikan? Hal yang sangat berbeda, jika boleh dan ada kesempatan belajar di luar negeri kenapa tidak? Menimba ilmu sampai negeri Cina, demikian kata orang bijak. Sesudah menimba ilmu di negeri orang? Jangan lupa kembali untuk membangun negerinya sendiri, bukan membangun negeri orang lain. Karena negeri ini masih membutuhkan orang pandai dan berintelek tinggi. Tentu saja jika sudah berintelek tinggi tidak meninggalkan kerendahan hati dan hati nurani demi membangun negeri ini dengan baik.

Di sinilah, di Canisius Education Fair 2008 yang berlangsung 13-14 September 2008 ada sekitar 66 stand perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri yang dapat dikunjungi. Berbagai fasilitas akademik ditawarkan di sini, tinggal pilih saja sesuai kemampuan dan keinginan.

Tidak ada komentar: