Rabu, September 03, 2008

CUKUPKANLAH

Kemarin aku bertemu dangan sahabat. Sore sepulang mencangkul sawah demi sesuap nasi, aku sempatkan ngobrol di lobi kantornya yang kecil namun elegan. Kami banyak bercerita kesana-kemari... maklum namanya sohib namanya juga cewek, kadang yang nggak perlu juga bisa menjadi bahan omongan yang menarik, sampai bercerita tentang betapa baiknya kasih Tuhan kepadanya.

Beberapa waktu lalu ibu mertuanya dipanggil keharibaan Yang Maha Kuasa, sebagai mantu pertama (suaminya anak pertama) dialah yang mengurus segalanya dari urus kamar jenazah, misa requiem dan pembayaran administrasi. Namanya ajal menjemput, bak maling yang kita nggak tahu kapan datangnya, dia tidak siap dan hanya mempunyai beberapa uang dalam tabungannya.

Dia berpikir bagaimana cara dia bisa melunasi administrasi, kekurangannya masih sekitar sepertiganya. Sementara suaminya masih dirundung kesedihan, dia tidak mau menambah beban pikiran suaminya, hanya pasrah dan berucap berulang,"Tuhan cukupkanlah, cukupkanlah..."

Pagi hari itu adalah hari dimana jenazah harus dimakamkan, sementara sahabatku belum juga melunasi administrasi, setelah nego dengan pihak rumah duka, dia diperbolehkan untuk melunasinya nanti, bukan hari itu juga. Sedikit lega hatinya...tapi itu hanya memperpanjang waktu saja karena dia belum mempunyai sejumlah uang yang cukup.

Tiba saat pelepasan jenazah dan masuk dalam mobil ambulans, seorang kerabat dekat dari pihak suaminya mengucapkan bela sungkawa kepadanya dan dia merasakan ada sesuatu melekat di telapak tangannya... sebuah amplop. Dibukanya amplop itu dan dia mengucapkan syukur tiada tara, karena berisi uang persis jumlahnya untuk pelunasan administrasi.

Tidak ada komentar: