Senin, September 13, 2010

menembus gemuruh


Menembus guyuran dari langit, sore itu tepat 17.15. Gemuruh langit sama derunya dengan gemuruh di dadaku sesore tadi. Hanya satu inginku sekarang, bertemu jagoan kecilku.

Berkejar-kejaran dengan hujan, aku memacu gas roda duaku sekencang yang bisa kulakukan. Tapi tetap saja tak bisa kencang-kencang amat. Aku hanya ingin segera sampai rumah dengan selamat dan bahagia.

Semakin deras ketika sampai di rumah. Kurebus air untuk bersihkan badan mengkilat campur air tawar. Sekali pandang, kulihat jagoan kecilku sedang tiduran. Ntah apa yang ada dalam benak pikirannya. Yang pasti hatinya masih galau, kutahu itu. tugasku sekarang adalah membuatnya tenang.

Selesai mandi, siap berbincang dari hati ke hati dengannya.. Ada trik khusus, aku tidak perlu harus to the point, kuajak tertawa dan bercanda.. Saling memeluk adalah obat mujarab untuk sebuah kerinduan dan kegalauan hati. Senang rasanya menciumi pipi tembemnya, tak bosan-bosannya kukecup berkali-kali.

Menjelang jam 20.00 waktunya ritual menutup hari. Gosok gigi, cuci muka tangan kaki, naik ke ranjang dan berdoa bersama. Tak selalu mulus karena ada saja acara tivi yang bisa mengalahkan ritual malam ini. Aku menanti...sabar sembari membaca novel yang tak selesai-selesai. Novel lawasnya Nora Roberts, Northern Lights (Cahaya Kutub). Akhirnya lelah dan ngantuk datang jua menjerat jagoan kecilku.

Setelah berdoa, mulailah curahan hatinya keluar meski agak irit. Namun kutahu hatinya sudah ringan, seringan kapas. Nak, jalan hidupmu masih panjang... masih banyak pengalaman yang akan kaulalui. Dan tentang masalah yang tadi sore, bukanlah masalahmu sayang... Cukuplah kau tau, ibu sayang kamu..amat sayang... Tak lama, tidurlah ia.

Tidak ada komentar: