saat kerinduan pada titik puncaknya
dan berdiri pongah gagah
seakan menghina dan mengejek
pada hati yang tak mampu menyangganya
tak bisa kuselami mengapa
berjaya ditengah-tengah gulana
tak sanggup kupadamkan merahnya
menjalar dan membakar jiwa
wahai kerinduan,
mengapa kau datang begitu rupa
tak lihatkah aku tertatih bersamamu
yang selalu menghampiriku...
biarkan aku bersahabat denganmu
agar tak hanya air mata
yang senantiasa datang
katakan, bila ingin berjumpa denganku
wahai kerinduan,
malam ini aku benar-benar tak sanggup
terlalu lelah aku berjalan
pada titian hari ini...
engkau begitu angkuh melenggang,
memaksa dan porak porandakan kalbuku
hingga aku tak kuasa menolakmu
dan aku terpenjara padamu..
wahai kerinduan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar