harapanku patah seiring perjalanan pagiku
kulihat kekosongan di lembar hidupku
pilu mendesir melagukan kemenangan
kembali aku menyadari aku tiada arti
saatnya belum tiba entah kapan
nafas tersengal sesenggukan berirama
mampu kalahkan gelegar kilat di langit
namun ternyata kau tetap diam membisu
kuasah setiap titian helaan nadiku
kubasuh setiap peluh di titik ronaku
asaku masih sama dengan saat lalu
ingin bertatap bercakap dengan senyummu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar